Sabtu, 02 Juli 2011

Penyakit Radang Panggul

Penyakit Radang Panggul.docx
Saat ini hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.
Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini dalam 2-3 dekade terakhir berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk diantaranya adalah peningkatan jumlah PMS dan penggunaan kontrasepsi seperti spiral. 15% kasus penyakit ini terjadi setelah tindakan operasi seperti biopsi endometrium, kuret, histeroskopi, dan pemasangan IUD (spiral). 85% kasus terjadi secara spontan pada wanita usia reproduktif yang seksual aktif.
Defenisi PID :
Penyakit Radang Panggul atau Pelvic Inflamatory Diseases (PID) adalah suatu kumpulan peradangan pada saluran genital bagian atas oleh berbagai organisme, yang dapat menyerang endometrium, tuba fallopi, ovarium maupun miometrium secara perkontinuitatum maupun secara hematogen ataupun sebagai akibat hubungan seksual.

Penyebab PID :
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii. 90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit menular seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma, stafilokokus streptokokus). Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun selama kehamilan. Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan, keguguran, aborsidan biopsi endometrium). 
Faktor resiko PID :
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri.
Faktor risiko lainnya adalah :
  1. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
  2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
  3. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
  4. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
  5. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul
  6. Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya
Faktor predisposisi PID :
  1. Wanita tanpa perlindungan kontrasepsi (kondom) dengan seksual aktif/multi patner
  2. Pemakaian IUD yang terlalu lama
  3. Berbagai tindakan medis intra uterin
  4. Pernah menderita penyakit menular seksual 
Gejala PID
Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah. Biasanya infeksi akan menyumbat tuba falopii. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan. Infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta menyebabkan nyeri menahun. Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah).Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada PID : 
  1. Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal
  2. Demam
  3. Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak)
  4. Kram karena menstruasi
  5. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
  6. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
  7. Nyeri punggung bagian bawah
  8. Kelelahan
  9. Nafsu makan berkurang
  10. Sering berkemih
  11. Nyeri ketika berkemih.
Diagnosa PID : 
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik,
Dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan perut.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: 
  1. Pemeriksaan darah lengkap
  2. Pemeriksan cairan dari serviks
  3. Kuldosentesis
  4. Laparoskopi
  5. USG panggul.
Dampak PID :
  1. Infertilitas
  2. Kehamilan ektopik
  3. Persalinan prematur

    Pengobatan PID : 
PID tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak perlu dirawat. Jika terjadi komplikasi atau penyebaran infeksi, maka penderita harus dirawat di rumah sakit. Antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu diberikan per-oral (melalui mulut). Jika tidak ada respon terhadap pemberian antibiotik, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Pasangan seksual penderita sebaiknya juga menjalani pengobatan secara bersamaan dan selama menjalani pengobatan jika melakukan hubungan seksual, pasangan penderita sebaiknya menggunakan kondom.
Pemeriksaan Penunjang PID : 
Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel darah putih yang menandakan terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan chlamydia digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Ultrasonografi atau USG dapat digunakan baik USG abdomen (perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba dan alat reproduksi lainnya. Biopsi endometrium dapat dipakai untuk melihat adanya infeksi. Laparaskopi adalah prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera melalui insisi (potongan) kecil di perut untuk melihat secara langsung organ di dalam panggul apabila terdapat kelainan.
Terapi PID :
Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi kronik. Pengobatan dengan antibiotik, baik disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri penyebab adalah pilihan utama. Kontrol setelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan untuk melihat hasil dan perkembangan dari pengobatan. Pasangan seksual juga harus diobati. Wanita dengan penyakit radang panggul mungkin memiliki pasangan yang menderita gonorea atau infeksi chlamydia yang dapat menyebabkan penyakit ini. Seseorang dapat menderita penyakit menular seksual meskipun tidak memiliki gejala. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit radang panggul kembali, maka pasangan seksual sebaiknya diperiksa dan diobati apabila memiliki PMS.
Komplikasi PID : 
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini mengakibatkan kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi kehamilan ektopik.
Pencegahan PID :
Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri dari penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi kejadian penyakit radang panggul. Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah maka sebaiknya segera diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi bagian atas.
Bentuk-bentuk PID :
Peritonitis 
Adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus visera dalam rongga perut. Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Peritonitis yang terlokalisir hanya dalam rongga pelvis disebut pelvioperitonitis.
Manifestasi klinis :
  1. Pelvioperitonitis adalah peritonitis terjadi sebatas daerah pelvis, gejalanya: Demam, nyeri perut bagian bawah, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan umum tetap baik, kavum douglasi menonjol karena adanya abses (kadang-kadang).
  2. Peritonitis umum gejala umumnya: Suhu tubuh meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang semula kemerah merahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin disebut facies hippocratica.
Diagnosis:
a) Pemeriksaan laboratorium
b) Pemeriksaan X-Ray
c) Pemeriksaan radiologis
Penatalaksanaan
  1.  Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang
  2. Terapi antibiotika harus diberikan sesegera diagnosis peritonitis bakteri dibuat.
  3. Terapi analgesik diberikan untuk mengatasi nyeri. Antiemetik dapat diberikan sebagai terapi untuk mual dan muntah.
  4. Tindakan bedah mencakup mengangkat materi terinfeksi dan memperbaiki penyebab.
  5.  Komplikasinya pasca operasi paling umum adalah eviserasi luka dan pembentukan abses.
  6. Prognosis untuk peritonitis lokal dan ringan adalah baik, sedangkan pada peritonitis umum prognosisnya mematikan akibat organisme virulen.
Endometritis
  1. Endometritis (endometritis akut) yaitu : Peradangan pada endometrium yang terjadi secara akut.
    Tanda dan gejala :
  1. Demam
  2. Lochia berbau
  3. Lochia lama sampai metrorhagia
  4. Bila radang tidak menjalar keperimetrium
Penatalaksanaan :
  1.  Uterotonika
  2.  Istirahat
  3.  Antibiotika
  1. Endometritis (endometritis kronik) yaitu : Peradangan pada endometrium yang terjadi secara kronik.
    Tanda dan gejala :
    • Flour albus yang keluar dari ostium / leukorea
    • Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi.

Penyebab :
• Tuberculosis
• Tertinggalnya sisa-sisa abortus dan partus
• Adanya corpus alineum di kavum uteri
• Polip uterus dengan infeksi
• Tumor ganas uterus
Terapi :
Kuretase untuk DD dengan karsinoma corpus uteri, polip atau mioma submukosa.
Miometritis
Miometritis atau metritis adalah radang miometrium. Biasanya tidak berdiri sendiri tetapi lanjutan dari endometritis, maka gejala-gejala dan terapinya seperti endometritis.

Salpingo-oophoritis atau adneksitis
Salpingo-ooforitis adalah radang tuba fallopi dan radang ovarium yang terjadi bersamaan.

Parametritis 
Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam lig latum. Radang ini biasanya unilatelar.
Peritonitis pelvix ( Pelveoperitonitis / Perimetritis )adalah radang pada peritoneum pelvix, biasanya terjadi bersamaan dengan radang salpingo ovoritis ( adnexitis ), ovarium dan alat-alat sekitarnya dalam rongga pelvix.

Salpingitis
Ada 2 jenis yaitu akut dan kronis
  1. Salpingitis akut : Saluran tuba menjadi merah dan bengkak, sehingga dinding bagian dalam tabung tetap bersatu. Tabung  juga dapat tetap berpegang pada struktur terdekat seperti usus. Kadang-kadang, tabung fallopi dapat terisi dengan nanah.
  2. Salpingitis kronis : Salpingitis kronis biasanya mengikuti suatu serangan akut. Infeksi ini lebih ringan, lebih tahan lama dan tidak dapat menghasilkan gejala yang terlihat banyak.
  3.  
     by Elvira Harmia, SST

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service